Senin, 15 Oktober 2007

IDUL FITRI DAN ESOK

Melihat antrean panjang yang melintas di depan kampus Ikopin, saya langsung kangen kampung. Ternyata untuk berkumpul dengan keluarga butuh perjuangan. Seperti perjuangan Ibu melahirkan anaknya. Mungkin ini pula makna kembali ke Kaki Ibunda dalam suasana Fitri.

Macet, pelan merayap, panas, hujan, sempit-sempitan, tidak menjadi halangan, selalu saja ada senyum dan tawa didalam perjalanan.

Tradisi mudik kayaknya memang terlihat asik. sampai-sampai satpam yang seharusnya jaga, malah nonton parade mudik yang lewat depan Kampus. Ini hiburan gratis.


Saya ingat kampung. Tahun kemarin saya lebaran bersama keluarga. Tahun ini saya dibandung lagi. Tidak Pulang.

Seingat saya, Lebaran bersama keluarga jarang sekali terjadi. Adik 3 orang di Kalimantan, Dua orang di makassar, saya di Bandung. Kalo mau berkumpul pastilah butuh dana yang besar. Saya berdoa suatu saat kami harus merayakan lebaran bersama orang tua tercinta. Mencium kakinya.

Idul Fitri sudah lewat, arus mudik macet lagi. Suasana kampung masihlah melekat. Semangat kembali ke Kota mencari kerja dan kembali mengumpulkan uang untuk pulang lagi tahun depan.

Semoga hari esok bisa lebih baik. Mencari nafkah tidak dengan koprupsi, mencari nafkah tidak dengan mengemis. Dan Tahun depan kembali berkumpul bersama keluarga.

Tidak ada komentar: