Kamis, 25 Oktober 2007

Enrekang Membaca dan Membaca Enrekang

Salah satu penyebab kurangnya minat membaca masyarakat adalah kurangnya akses masyarakat pada buku. Padahal dengan membaca masyarakat bisa mendapat pengetahuan dan pendidikan.

Sejak tahun 2005, Galeri Macca membuka perpustakaan mini yang berisi tidak lebih dari 200 judul buku terdiri dari buku remaja populer, beberapa buku umum dan Komik. Selain Galeri Buku, sudah lebih dulu juga sudah berdiri Perpustakaan Daerah (Perpusda) yang dikelola Pemerintah. Namun minat masyarakat untuk membaca masih kurang.

Perpustakaan yang dikelola Galeri Macca awal berdirinya memang mendapat respon yang baik. Tiap harinya dikunjungi lima sampai enam orang. Namun karena kondisi buku yang tidak bertambah, dalam sebulan hanya dikunjungi sektar dua sampai tiga orang.Kondisi yang hampir sama dengan Perpusda.


Galeri macca juga menilai, letak geografis Kabupaten enrekang yang jaraknya lebih 200 Km dari kota makassar juga memberi efek. Kalau dikota orang sudah bisa mendapat banyak buku baru dalam tiap harinya, mungkin di enrekang, dalam satu tahun hanya ada beberapa buku baru yang dibaca masyarakat.

Galeri Macca sudah mencoba agar tiap bulannya paling tidak harus ada beberapa buku baru namun kondisi keuangan sekali lagi menjadi penghalang. Akhirnya menjadi angan dan mimpi saja. Untuk membeli buku satu atau dua buku baru saja harus mengeluarkan ongkos 200 ribu. Padahal buku saja harganya lebih murah dari ongkos. Sangat berat dirasakan. (Manre Ongkoso, nakana to Mangkasa).

Maka tak heran jika masih ada anak-anak SD yang kelas lima belum bisa membaca, Belum bisa menulis dengan baik karena tidak dibiasakan untuk membaca dan menulis. Bagaimana dengan masyarakat yang saat ini sudah diracuni dengan Sinetron.

Namun sekali lagi, Galeri Macca tidak patah arang dengan kondisi itu, kadang buku yang ada di bawa di depan sekolah Negeri, Kadang juga di bawa di taman bermain berharap ada masyarakat yang mau membaca buku lama yang ada.

Ya, hanya semangat saja yang ada dan berharap ada masyarakat yang mau berbuat yang sama. Mungkin dari situ juga sebab enrekang belum terbaca di Peta Provinsi apalagi di Peta Nasional. Wah....... mimpi ?

Tidak ada komentar: