Sepertinya nurdin halid tidak pernah bernafas lega dan tidur enak. Baru juga di angkat kembali menjadi anggota DPR, sekarang musti berhadapan dengan hukum lagi.Saat ini kejaksaan seperti tim pemburu hantu. Majelis hakim kasasi Mahkamah Agung memvonis Nurdin Halid hukuman dua tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam distribusi minyak goreng Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp 169 miliar lebih.
Saat menjadi mahasiswa, kami sempat bertamu di kantor Koperasi Distribusi Indonesia yang saat itu diketuai nurdin halid. Menurut kami,KDI adalah salah satu koperasi yang maju di Indonesia. KDI masih bisa diandalkan mengangkat citra koperasi (saat itu).
Tapi sekarang, ternyata KDI sudah lama hilang dalam peredaran. Dan ternyata lagi, Nurdin halid terbukti mengkorup dana KDI.
Ah, aya-aya wae....!
Sabtu, 15 September 2007
Nurdin Halid Kena Lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Mudah-mudahan Nurdin Halid dan keluarganya diberi kekuatan menghadapi berbagai cobaan yang dihadapi.
Mudah-mudahan Nurdin Halid bisa "fair play" dalam permainan politik dan hukum yang dilakoninya.
Mudah-mudahan Nurdin Halid benar-benar orang Sulawesi Selatan yang pantang menyerah tetapi punya siri' (malu karena memertahankan harga diri di jalan yang benar).
kok masih bisa2nya diangkat jadi anggota dpr
Puisi Buat Si Polan
Oleh : Asnawin
email : asnawin@hotmail.com
Abunawas kaget mendengar berita tentang dijatuhkannya vonis dua tahun penjara kepada Si Polan. Abunawas kaget karena Si Polan baru dua hari lalu dilantik sebagai anggota parlemen pengganti artarwaktu.
Nalurinya sebagai seniman langsung bekerja. Abunawas ingin membuat puisi buat Si Polan. Ia pun segera mengumpulkan serpihan ingatannya tentang Si Polan. Maka meluncurlah beberapa bait.
Ketika masih kuliah
Si Polan....
Biasa-biasa saja
Ketika masih kuliah
Si Polan....
Tidak terlalu dikenal
Ketika masih kuliah
Si Polan....
Bukan mahasiswa berprestasi
Ketika masih kuliah
Si Polan....
Bukanlah siapa-siapa
Abunawas kembali membuka memorinya tentang Si Polan. Belasan tahun lalu, ia berkenalan dengan Si Polan dan ingatannya pun kembali.
Setelah meraih gelar sarjana
Si Polan....
Menjadi pegawai negeri sipil
Setelah meraih gelar sarjana
Si Polan....
Aktif berorganisasi
Setelah meraih sarjana
Si Polan....
Memimpin sebuah perusahaan
Setelah meraih gelar sarjana
Si Polan....
Menjadi terkenal
Abunawas tidak pernah akrab dengan Si Polan, karena dirinya bukanlah siapa-siapa di mata Si Polan. Abunawas hanya seorang seniman yang penghasilan dan hidupnya pas-pasan. Abunawas kemudian melanjutkan puisinya.
Si Polan muncul
Sebagai wakil dari generasi muda
Yang cukup menonjol
Si Polan dianggap sukses
Mengelola dan membesarkan
Perusahaan titipan banyak orang
Si Polan pun dianggap sukses
Memimpin
Sebuah organisasi kepemudaan
Si Polan kemudian
Memimpin
Sebuah organisasi olahraga
Si Polan berhasil
Mengangkat prestasi
Tim olahraga yang dipimpinnya
Si Polan menjadi publik figur
Kemudian
Terpilih menjadi anggota parlemen
Si Polan lalu muncul
Sebagai orang yang berkiprah
Di Ibukota Negara
Abunawas cukup bangga karena orang sekampungnya berhasil meniti karir dan meraih prestasi di tingkat nasional. Tidak banyak orang sekampungnya yang mampu menonjol di tingkat nasional.
Di tingkat nasional
Si Polan lagi-lagi
Mendapat kepercayaan
Di tingkat nasional
Si Polan terpilih memimpin
Perusahaan milik orang banyak
Di tingkat nasional
Si Polan terpilih memimpin
Organisasi olahraga
Kebanggaan Abunawas kepada Si Polan makin bertambah, karena orang sekampungnya itu kemudian menjadi buah bibir, berkat berbagai prestasi yang diukirnya.
Nama Si Polan melambung
Nama Si Polan terkenal
Nama Si Polan menjadi buah bibir
Yang membuat Abunawas senang dan terharu, karena dirinya tak pernah mendengar cerita miring tentang Si Polan. Tak ada cerita tentang perselingkuhan, ekstasi, narkoba, dan kehidupan malam.
Tapi, Si Polan biasa-biasa saja
Tapi, Si Polan tetap tampil sederhana
Tapi, Si Polan tetap rajin beribadah
Si Polan kaya raya
Si Polan punya kedudukan
Si Polan tetap Si Polan
Banyak orang
Yang....
Memuji Si Polan
Banyak orang
Yang....
Bergantung kepada Si Polan
Banyak orang
Yang....
Memanfaatkan Si Polan
Itulah sebabnya Abunawas kaget luar biasa setelah mendengar berita tentang vonis penjara dua tahun ditambah denda puluhan juta rupiah kepada Si Polan.
Tiba-tiba...
Si Polan tersandung
Dan jatuh
Tiba-tiba...
Si Polan terjerat
Kasus korupsi
Tiba-tiba...
Si Polan sakit
Dan mendapat perawatan
Kemudian...
Si Polan diadili
Dan masuk bui
Kemudian...
Nama Si Polan
Rusak
Kemudian...
Nama Si Polan
Hancur
Banyak orang yang kaget
Banyak orang yang heran
Banyak orang yang bertanya-tanya
Abunawas masih tidak percaya. Bernarkah Si Polan seorang koruptor. Ia ragu, tetapi bagaimana pun, putusan pengadilan tidak bisa ditampik begitu saja.
Benarkah Benarkah...
Si Polan...
Korupsi...?
Benarkah...
Si Polan...
Jahat...?
Benarkah...
Si Polan...
Pendusta...?
Jawablah Polan!
Benarkah semua itu?
Benarkah mereka?
Jawablah Polan!
Benarkah kamu korupsi?
Benarkah kamu jahat?
Jawablah Polan!
Benarkah kamu pendusta?
Benarkah kamu pembohong?
Kekaguman Abunawas terhadap Si Polan masih ada. Abunawas tidak rela kalau kekagumannya itu luntur dan hilang, hanya karena Si Polan divonis penjara.
Dulu.....
Aku.....
Mengagumimu
Dulu.....
Aku.....
Menyayangimu
Dulu.....
Aku.....
Mencintaimu
Aku ingin
Tetap....
Mengagumimu
Aku ingin
Tetap....
Menyayangimu
Aku ingin
Tetap....
Mencintaimu
Abunawas merasa puisinya sudah cukup, tetapi judulnya belum ada. Ia penasaran dan juga ada rasa kesal. Maka dengan mantap ia memilih judul: "Jawablah Polan!"
Makassar, 16 September 2007
copyright@pedoman rakyat
makassar, 17 september 2007
Posting Komentar