Jumat, 23 April 2010

Randangan Antara Asrama dan Cerita Ularnya

Sisa bangunan rumah dan gedung-gedung peninggalan Belanda di bawah kaki Buttu (Gunung) Sawah, Lingkungan Randangan, masih tampak. Dulu, bangunan-bangunan itu terlihat asri, kini bangunannya banyak yang terbengkalai.

Laporan : Naim Muhammad

Jika menyebut Dusun Randangan yang letaknya sekitar tiga kilometer dari pusat kota Enrekang, warga kota Enrekang langsung berpikir tentang Buttu (Gunung) Sawah yang menghebohkan.

Disana, di Dusun Randangan, Ular Sawah sebesar betis orang dewasa, cukup sering ditemukan warga. Makanyanya, Gunung yang menutupi sebagian wilayahnya di sebut Buttu (Gunung) Sawah.

Namun tidak hanya itu, kerimbunan Hutan Buttu Sawah rupanya juga menyembunyikan bangunan-bangunan sejarah peninggalan Belanda. Konon, wilayah itu pernah menjadi pusat pemerintahan pertama di Enrekang yang dikuasai Belanda.


Disana masih berdiri Rumah yang pernah dihuni Perwira-perwira Belanda. Rumah-rumah itu dulu beratap sira (Kayu Sappu). Dalam kompleks yang kini banyak dihuni para prajurit Kodim 1419 Enrekang itu masih ditemukan bangunan bekas Penjara. Disana juga ada bangunan bekas kamar mayat. Namun, bangunan itu sudah terbengkalai.

Dalam komplek asrama Kodim itu, juga pernah ada bangunan Quinset atau gudang bekas penyimpanan Mesiu. Namun, pada tahun 1998, bangunan sudah dibongkar.

Melongok asrama itu, banyak sudah bangunan yang sudah tidak layak huni. Namun masih ada beberapa prajurit Tentara Angkatan Darat yang menempati bangunannya.

" Tahun-tahun pertama saya datang kesini, kompleks perumahan terlihat asri, pekarangan rumah bersih," kata Peltu (Purn) Sarifuddin Taba, yang ditemui, Rabu, 14 April.

Sarifuddin, yang dua puluhan tahun lalu menjadi penghuni Asrama menceritakan, keasrian dan keteraturan lingkungan Asrama membuat warga diluar asrama seakan segan masuk dalam wilayah Asrama.

" Mungkin juga karena penghuninya para tentara," canda Sarifuddin yang juga pernah menjadi Lurah Juppandang.

Sarifuddin menceritakan, bangunan belanda ini sudah berdiri sekitar tahun 60'an. Awalnya, bangunan ini dihuni para perwira Belanda.

Setelah Belanda pergi, wilayah ini dijadikan Depot Pendidikan para tentara devisi Raider. Dan akhirnya diserahkan penuh pada Kodim 1419 Enrekang.

Cerita tentang asrama ini bukan hanya cerita tentang para tentara saja. Cerita mistik yang membuat bulu kuduk berdiri rupanya masih kental disana.

Sarifuddin menceritakan, di rumah pertamanya yang satu atap dengan Bekas Tahanan itu dihuni kucing yang tidak punya badan.

" Kucing itu hanya berkepala saja," kata Sarifuddin.

Pernah juga suatu waktu, ada remaja yang sedang nongkrong di jalan tiba-tiba badannya terangkat dan terlempar di Kolam.

" Dekat rumah tahanan itu dulu ada kolam, tapi sekarang sudah terbengkalai," kata Sarifuddin.

Namun cerita-cerita itu, kini dikalahkan dengan kondisi asrama yang sudah tak tertata. Dimana-mana, sudah banyak sapi yang berkeliaran.

" Sialnya lagi, itu milik para anggota," kata Sarifuddin.

Tidak ada komentar: