Siapa yang pernah mengukur kedalaman matamu. Tak pernahkah kau hidup dengan kasih sayang.
Ini memang sudah kuduga. Kau datang, maka yang kau bawa hanya yang dulu. Sesuatu yang tak pernah ku sukai. Kenapa harus ada perbedaan. Kenapa tak ada konfromi. Kenapa keinginanku untuk berapresiasi harus terhenti lewat tangis anakmu yang kau bisikkan.
Aku tak pernah lupa, jarak yang pernah ada membuatmu kesepian. Tak pernah kulupa betapa kau inginkan aku. Kau inginkan untuk mejadi anjing penjagamu. Ketika gelombang amarahku datang, kau dengan pintarnya mengatakan akan kulakukan apa maumu.
Yang aku tahu, kau selalu lupa pada kalimatmu tentang kebebasanku. Tentang mimpi-mimpiku. Kau selalu bilang, aku mengerti luar dalammu. Kau sebut itu saat rasa dariku mulai menjauh.
Kenapa kau masuk lagi dalam lingkaran yang hampir membuat kita berjarak ? Kenapa harus kau lempar lagi sauh hanya untuk membelah ombak ?
Ternyata memang susah. Sedari dulu, ketidak bebasan membuat orang akan berontak. Dan kau senang dengan pemberontakan untuk memuaskan dahaga gilamu. Menyiksa bathinku.
Minggu, 01 Februari 2009
Asing.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar