Sabtu, 12 Januari 2008

Menjadi Wartawan Lagi.

Sejak aku injakkan kaki di Enrekang sekita September lalu, tak ada perubahan berarti, kecuali perang urat syaraf antara Sahrul yasin Limpo dan Amin Syam di Koran dan Televisi yang banyak dicerita warga sini.

Hari-hari di Minggu pertama aku isi dengan main bersama anak-anak. Aku namakan mereka dengan kelompok Galeri Anak Pintar. Keinginan belajar mereka sangat kuat, aku membeyangkan kelompokkku ini seperti Tobucil atau Rumah dunia di Jawa sana.
Harian Pedoman belum terbit. Beberapa kali aku tanyakan sama teman-teman di pedoman kapan pedoman terbit lagi ? jawabannya tetap sama, masih ada yang belum dibereskan antara karyawan, wartawan dan pemegang saham. Sampai detik ini, pedoman tak terbit lagi.

Bulan Desember, saya bergabung dengan PARE POS. Koran yang mengklaim terbesar di Ajatappareng (Pare,Sidrap,Enrekang,Soppeng,Wajo,Pangkep). PAREPOS sangat beda dengan Pedoman.

Saat di Pedoman, wartawan difokuskan hanya untuk mencari berita, dan mencari Iklan bukan tujuan sebab itu sudah ada bagian tersendiri. Di PARE POS, wartawan tidak hanya pandai tulis berita tapi juga ikut memikirkan bagaimana oplah meningkat, iklan bertambah. " Percuma jika kita menulis berita tapi tidak ada yang baca dan juga kalau tidak dapat iklan, kita mau hidup dimana," Kata Orang atas.

Menjadi wartawan sudah aku citakan sejak dikampus dulu. Berbagai pelatihan aku ikuti. Bersama teman juga aku buat beberapa buletin kampus.
Sudah sebulan lebih aku di PARE POS dan statusnya masih magang. Di Enrekang sini, aku bersama Samir, bertubuh kecil tapi lincah. Samir ini orang yang sangat dipercaya oleh orang atas. Samir mengawali kariernya menjadi loper Koran. Satu lagi Azis Taba. Mereka ini sudah hitung tahun di PARE POS.

Saya sudah hampir tiga tahun, honor berota yang saya dapat kecil sekali, di tahun ketiga ini saya dapat tambahan uang bensin," Kata Azis.
Masalah Honor, adalah dilema bagiku. Aku awalnya bergabung untuk mendapat ruang untuk menulis saja. Banyak hal yang perlu di tulis di Enrekang sini. Tapi kesejahteraan tentu juga tidak terpungkiri. Masih bertahan dengan kondisi yang minim honor ini ?

Saya pikir lebih baik saya fokuskan diri untuk terus melatih diri saja untuk menulis, menulis dan menulis. Apakah hidup singgah di PARE POS atau malah bisa ada yang lebih baik Tergantung skill yang ada.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

saya malah kagum denga komitmen anda disana..
semoga waktu akan membuktikan

Anonim mengatakan...

Naim... Gimana kabarnya Sohib..
Lama Nggak ketemu..
Ini milsinya Teman Ma'had

http://groups.yahoo.com/group/immim9298/

achank_928@yahoo.com