Tubuhnya yang tinggi, kurus sudah tidak seperkasa dulu lagi. Jalannya sudah ringkih. Matanya sudah sayu. Lakon sebagai penjaga sekolah masih saja dilakoninya hingga kini. Di sela-sela waktunya kini, ia juga menjadi pemulung sampah-sampah plastik.
Semua orang memanggilnya Ambe Bakka. Ia Hidup dengan Istrinya, Indo Bakka. Saya tidak tahu persis siapa nama istrinya yang sebenarnya. Yang jelas pasangan romeo dan juliet ini saksi perjalanan sekolah SMU 1 Enrekang atau yang dulu sebelum berganti nama disebut SMA 374. Tak ada rasanya siswa yang tidak mengenalnya, bahkan ia bisa menjadi cerita berseri bagi mereka yang pernah sembunyi-sembunyi merokok dikantinnya.
Ambe Bakka hidup di empat masa. Masa penjajahan jepang dan Belanda, Masa Orde Baru dan Masa Orde Reformasi. Namun hidup yang dilakoninya tidak beranjak dari lakon penjaga sekolah.
Saat reuni SMA kemarin, panitia reuni memberikan peghargaan khusus bagi the legend Ambe Bakka. Semua orang memberi aplaus yang panjang saat ia naik ke panggung. Kilatan lampu cahaya kamera menyorot mukanya.
Ambe Bakka hanya seorang Ambe yang hidupnya lurus-lurus saja. Pengabdian yang tulus patut diacungi jempol.
Selengkapnya...
Jumat, 25 September 2009
AMBE BAKKA
Langganan:
Postingan (Atom)