Mungkin karena semalam begadang, aku ogah-ogahan bangun pagi. Suara takbiran sudah bergema dimana-mana. Orang-orang juga sudah beranjak menuju lapangan abubakar lambogo, tempat sholat Idul Adha dilaksanakan.
Akupun beranjak dari tidur. Mandi dan siap-siap. Jalan sepi, saat aku keluar. Hanya ada satu dua kendaraan melintas. Kupacu sepeda motorku menuju lapangan. Beberapa menit setelah sampai, sholatpun dimulai.
Orang khusuk bersembahyang. Di Mekkah sana, ribuan muslim juga melaksanakan hal yang sama. Ya, Idul Adha juga dikenal dengan Lebaran haji dan Idul Qurban.
Usai sholat, aku tidak sempat menangkap pesan Lebaran. Aku malah asik mencari obyek foto. Saat khutbah ustad masih berceramah, ditengah khutbah, satu persatu orang-orang ninggalin lapangan Batili. Entah apa yang mereka kejar.
Tidak seperti Idul Fitri, usai sholat, tak banyak tangisan warga yang terdengar, kecuali tangisan anak yang dicuekin ortunya saat sholat. Tak ada lagi peluk-pelukan saling memaafkan. Aura Idul Fitri dan Idul Adha memang agak beda.
Usai sholat, sampah-sampah koran berserakan. Orang-orang tidak sadar, bahwa meninggalkan sampah akan memberikan beban tugas pada orang lain. Dan artinya membuat orang-orang itu terlambat pulang hanya karena harus membersihkan sampah dahulu.
Manusia memang tidak sadar, dibalik keceriaan bersama keluarga, ada orang yang disusahkan.
Sampai dirumah, salam-salaman bersama keluarga. Setelah itu, kabur mencari kopi dirumah teman. Aktifitas orang lebih banyak ditempat pemotongan sapi atau kambing. Anak-anak yatim, pun menunggu hadiah daging.
Minggu, 07 Desember 2008
Idul Adha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar